Kamis, 01 November 2018


Sermon Jamita Epistel
1 Timoteus 6:11-21
======================================================
1.      Pendahuluan
 Pada ayat 6-8 Paulus khususnya mengecam guru-guru sesat, tetapi secara umum melibatkan semua orang Kristen yang cinta uang, demikian juga dalam ayat 11, Paulus khususnya menunjukkan nasehatnya kepada Timotius (engkau), tetapi nasehat itu secara umum juga berlaku semua orang Kristen. Istilah manusia Allah pertama-tama menunjukkan kepada Timotius, yang dipanggil menjadi hamba Tuhan (bdk ayat. 12,13). Ibadah hidup berkenan pada Allah yaitu hidup yang merupakan penghayatan iman dalam kata-kata dan perbuatan. (1 Tim, 4:7). Kesetiaan di dalam perjuangan untuk kerajaan Allah  mereka harus dapat diandalkan. Kasih bersifat utama dalam penghayatan iman Kristen (bdk 1Tim1:5). Kesabaran lebih tepat : ketekunan. Di dalam perjuangan orang Kristen dibutuhkan ketekunan, jangan cepat-cepat orang itu putus asa. Kelemah lembutan bersikap sabar terhadap orang lain, dapat mengampuni. Menurut Dianne Bergant: Timotius adalah abadi Allah, bukan untuk  mencari uang, ia mencari keutamaan yang membangun jemaat, seperti kesalehan, iman, pelayanan kasih, ketekunan dan kelemah-lembutan, ajaran yang sejati tidak memecah-belah jemaat dan tidak menyebabkan kesombongan. Tugas Timotius adalah saksi setia Kristus memberitakan Injil.

2. Keterangan Nats
1.      Nasehat untuk meraih hidup yang kekal (12-13)
Paulus suka menggunakan ilustrasi-ilustrasi dari dunia olah raga (1 Kol 9:24-26), perjuangan yang harus  dilakukan orang Kristen disebut pertandingan iman, karena iman adalah yang memberikan kekuatan untuk perjuangan itu dan iman adalah sekaligus kekayaan yang harus dipelihara dalam pertandingan itu II Tim 4:7, Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.  Pertandingan iman itu disebut pertandingan yang benar (dalam bahasa Yunani άγω-νισου, imper,present artinya: bertanding, berjuang terus-menerus), karna ada perjuangan-perjuangan  lain yang tidak baik, Misalnya yang memperjuangkan seperti yang dilakukan oleh guru-guru sesat (I Tim 6:5) rebutlah hidup yang kekal berarti : raihlah hidup kekal sebagai piala kemenangan dalam pertandingan itu (Fil 3:14). Untuk menghilangkan kesan seakan-akan manusia dapat memperoleh hidup kekal dengan usahannya sendiri, Paulus menambahkan : Untuk itulah engkau telah dipanggil. Tuhanlah yang dalam anugrah-Nya memanggil manusia kepada hidup yang kekal ( I Tes 2:12, Ef 3:7,20), dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi, hal ini menunjuk kepada baptisan Timotius. Pada kesempatan ini Timotius mengaku imanya di depan banyak saksi (bdk Rm 10:9) dan mengucapkan janji untuk mengikut Yesus dengan setia. Maka dalam ayat 12 ini Paulus mengingatkan Timotius akan peristiwa akan perjuangan iman dan meraih hidup kekal, karena ia telah dipanggil untuk itu, ia telah mengikrarkan iman dan janji-janji pada saat itu. Apa yang dikatakan di aya 12 ini berlaku untuk semua orang percaya (bdk II 4;7,8). Tetapi pelaksanaan perjuangan iman itu dalam hidup perseorangan orang Kristen berbeda-beda menurut tugas panggilan hidupnya masing-masing. Dalam ayat. 13 dengan dihadapan Allah dihadapan Kristus Yesus Paulus menggil Allah dan Kristus sebagai saksi untuk apa yang dikatakan.
Ungkapan ini memberikan tekanan berat atas permintaan berikut (kuserukan kepadamu). Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu kata-kata ini tidak hanya menunjuk kepada Allah Al-Khalik, melainkan juga kepada Dia yang memberi hidup baru Roma 6:4 atau Efesus 2:5 yang memampukan orang untuk melakukan perjuangan iman. Timotius tidak perlu bimbang tentang kemampuan itu kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar dimuka Pontius Pilatus, Yesus bersaksi tentang kebenaran yang sejati.  Yesus dipakai sebagai teladan dan untuk menguatkan tekad Timotius, bila ia bersaksi tentang kebenaran iman ditengah-tengah perlawan-perlawanan.
2.      Taat terhadap perintah Tuhan (ay. 14-16)
Perintah ini menunjukkan kepada pemberian tugas pembinaan iman jemaat yang dipercayakan kepada Timotius (1Tim. 1:5,18), terutama pembelaan iman yang benar ditengah-tengah ajaran-ajaran yang sesat. Dengan tidak bercacat dan tidak bercelah, tidak hanya isi harus dipertahankan semurni-murninya, melainkan juga perjuangan itu harus memakai cara-cara yang baik, sesuai dengan hati yang baik (1 Tim. 1:18-19). Hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya tugas itu selesai pada saat Tuhan Yesus datang kedua kalinya (menyatakan diri-Nya) dan meminta pertanggungjawab dari semua hamba-Nya tentang tugas yang mereka laksanakan (bdk 1 Kor. 3:13;4:4,5 2Kor 5:10.) Dalam ayat 15 ini menggambarkan kemuliaan kedatangan Yesus yang kedua kalinya yang mahamulia (penuh bahagia) dan mahakuasa (penguasa yang satu-satunya dan raja di atas segala raja dan tuan di atas segala tuan). Mengingat masa depan yang mulia itu Timotius tidak perlu takut menghadapi bahaya dan ancaman apapun. Dalam ayat 16 ini lebih memperlihatkan lagi kemahamuliaan Allah. Rangkaian kepujian bagi Allah mencapai puncaknya, ketika Paulus mengakhiri doxology itu dengan kata-kata bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal sama seperti di dalam jemaat Kristen pertama doxology semacam itu diakhiri dengan Amin.

3.      Untuk Perenungan dan Penenekanan Khotbah
1.      Percaya akan kuasa Allah dalam setiap pekerjaan Manusia
2.      Hidup kudus
3.      Taat terhadap perintah Tuhan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sermon sekolah minggu, Irfan hariono Aruan,S.Th

1 Korintus 3:1-9. Kata Kunci: Kawan Sekerja Allah. Ayat kuncinya (9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, ban...